Selasa, 06 Mei 2014

HASIL DISKUSI
1.      Apakah sinonim antara dua kata yang berbeda selamanya memiliki arti yang sama?
Jawab: ya, karena sinonim merupakan suatu kata yang memiliki bentuk berbeda, tetapi maknanya/pengertiannya sama atau mirip. Contohnya: buruk-jelek dan senang-bahagia.
2.      Jelaskan letak antonim pada tuturan bahasa seperti tataran morfem, kata, frasa, dan kalimat?
Jawab: pada tataran morfem (terikat) barangkali tidak ada, pada kata: , sedih-senang, pada frasa: pengemis itu-dermawan itu.
3.      Mengapa penggunaan oposisi lebih tepat pada penggunaan istilah antonim?
Jawab: karena oposisi, yaitu perlawanan kata yang merupakan pasangan atau kembaran yang mencakup dua anggota. Contohnya: kaya-miskin dan cantik-buruk.
4.      Jelaskan secara singkat oposisi hubungan, oposisi hierarki, dan oposisi majemuk!
Jawab: oposisi majemuk adalah oposisi yang mencakup suatu perangkat yang terdiri dari dua kata, oposisi hubungan adalah oposisi antara dua kata yang mengandung hubungan kebalikan. Contohnya: suami-istri. Sedangkan oposisi hirarki adalah oposisi yang terjadi karena setiap istilah menduduki derajat yang berlainan. Contohnya: meter-kilometer.
5.      Jelaskan maksud dari konsep hiponimi dan hipernimi mudah diterapkan pada kata benda, tetapi sukar diterapkan pada kata kerja dan kata sifat?
Jawab: hiponim adalah makna khusus, sedangkan hipernimi adalah makna umum. Yang memiliki makna khusus dan makna umum hanya pada kata benda, sementara kata kerja dan kata sifat sukar untuk ditentukan kata umum dan kata khususnya. Contohnya: hiponimi: jenis-jenis bunga, seperti bunga mawar, bunga melati dsb, sedangkan hiperniminya adalah bunga.
6.      Jelaskan bagaimana membedakan bentuk-bentuk polisemi dengan homonimi?
Jawab: homonim bukanlah sebuah kata, melainkan dua buah kata/lebih ynag kebetulan bentuknya sama. Homonimi tidak berasal dari sebuah kata, maka maknanya juga berbeda. Polisemi adalah sebuah kata yang memiliki makna lebi dari satu. Masalah dari polisemi adalah berkenaan dengan cara kita bisa membedakan bentuk-bentuknya.
7.      Mengapa perbedaan ambiguitas berasal dari gramatikal yang lebih besar?
Jawab: frase atau kalimat terjadi sebagai akibat penafsiran struktur kata yang berbeda. Penafsiran ganda gramatikal itu dibantu oleh intonasi.
8.      Jelaskan redudansi dalam bentuk kalimat dan apasaja yang digunakan?
Jawaban: redudansi diartikan dengan kata yang berlebih-lebihan atau kata yang tidak diperlukan. Redudansi dari segi semantik jika dilihat dari segi bentuk berbeda, maka maknanya juga akan berbeda.

















TAFSIR SURAT ALFATIHAH AYAT KE 6
Ihdinaa Syiratal Mustaqim
Artinya : tunjukilah kami ke jalan yang lurus.
Analisis :
Imam Abu Ja’far bin Juraih rahimahulla berkata, “Para ahli tafsir telah sepakat seluruhnya bahwa Syiratal Mustaqim adalah jalan yang jelas tidak ada penyimpangan di dalamnya” (Tafsir Al Qur’an Al’ Azim).
Syaikh Shalih Fauzan haidzahullah menjelaskan, “yang dimaksud dengan syirat (jalan) di sini adalah Islam, Al Qur,an, dan Rasul shallallahu ,alaihi wa sallam. Ketiganya dinamakan dengan “jalan” karena mengantarkan kepada Allah Ta,ala. Sedangkan al mustaqim maknanya jalan yang tidak bengkok, lurus, dan jelas yang tidak akan tersesat orang yang melaluinya” (Duruus min Al Qur,an 54)
            Para ulama ahli tafsir menyebutkan rahimahullah menyebutkan jalan yang lurus (ash-Syiratal Mustaqim) di dalam ayat ini kepada 4 pendapat yang saling menguatkan:
1.      Jalan yang lurus adalah perkara yang haq.
2.      Jalan yang lurus adalah Al-Islam.
3.      Jalan yang lurus adalah kitabullah, yakni Al Qur’an.
4.      Jalan yang lurus adalah jalan  Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan Umar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar