فَلَا أُقْسِمُ بِرَبِّ الْمَشَارِقِ
وَالْمَغَارِبِ
Artinya: ”Maka Aku bersumpah dengan Tuhan
yang memiliki timur dan barat”
(Qs.
Al-Ma’aarij :39:41).
Disini dapat dijelaskan bahwa kata “Aku” pada ayat diatas menunjukkan
pribadi Allah subhanahu wata’ala itu sendiri, sedangkan makna “birabbil masyaariqi
wal-maghaaribi”
ini lebih mengarah kepada kekuasaan Allah.
Mungkin
akan timbul pertanyaan disini mengapa Allah bersumpah dengan kekuasaannya? Nah,
perlu diketahui makna sumpah Allah berbeda dengan sumpah yang sering
diucapkan oleh manusia. Karena sumpah yang Allah ucapkan dengan menggunakan
nama sesuatu, menunjukkan bahwa hal tersebut memiliki keistimewaan yang perlu
diperhatikan oleh manusia.
وَمَا
أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tiadalah Kami mengutus engkau
(wahai Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam”.
(Al-Anbiyaa’ Ayat 107) .
kata Arsalna ( أَرْسَلْنَا ‘Kami mengutus’) berasal dari kata dasar “Arsala” أَرْسَلْ (yg mempunyai arti; mengutus, memberikan risalah, mengantarkan risalah).
kata Arsalna ( أَرْسَلْنَا ‘Kami mengutus’) berasal dari kata dasar “Arsala” أَرْسَلْ (yg mempunyai arti; mengutus, memberikan risalah, mengantarkan risalah).
Sebagaimana penjelasan sebelumnya
diatas, kata “KAMI” yg Allah Swt. maksudkan karena ADANYA OKNUM / UNSUR LAIN
DALAM PROSES PENGUTUSAN. YAITU “MALAIKAT JIBRIL” SEBAGAI PENGANTAR WAHYU ALLAH
SWT. makanya Allah Swt menggunakan Kata “NAHNU” (KAMI).
“Menjadi Rahmat” tidak berarti hanya “diri Nabi Muhammad saw.” saja, akan tetapi dengan “MUKJIZAT ALQURAN (WAHYU – dari Allah Swt. melalui Malaikat Jibril) dan juga SUNNAH NABI SAW (perilaku & akhlaq beliau selama hidup).
“Menjadi Rahmat” tidak berarti hanya “diri Nabi Muhammad saw.” saja, akan tetapi dengan “MUKJIZAT ALQURAN (WAHYU – dari Allah Swt. melalui Malaikat Jibril) dan juga SUNNAH NABI SAW (perilaku & akhlaq beliau selama hidup).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar